Uji Kualitatif Karbohidrat
ü Uji Fehling
Salah satu identifikasi dari gula pereduksi yaitu dengan uji
fehling. Gula pereduksi yaitumonosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat
ditunjukkan dg pereaksi Fehling .Gula pereduksi bereaksi dg pereaksi
Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu2O).
Selain Pereaksi Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif
dg pereaksi Benedict danTollens.
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid.
Reagent yangdigunakan dalam pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling
B (NaOH danKNa tartarat)
ü
Uji Tollens
Uji ini untuk positif terhadap
karbohidrat pentosa yang membedakannya dengan heksosa.Aldehidadapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga
membebaskan unsur perak (Ag).Pereaksi tollens,pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah
larutan basadari perak nitrat.Larutannya jernih
dan tidak berwarna. Untuk mencegah pengendapanion
perak sebagioksida pada suhu tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutanamonia. Amoniamembentuk kompleks larut
air dengan ion perak.Pereaksi Tollensmengandung ion diamminperak(I), Ion ini dibuat dari larutanperak (I)
nitrat. Caranyadengan memasukkan
setetes larutan natrium hidroksida ke dalamlarutan perak (I) nitratyang menghasilkan sebuah endapan perak (I) oksida, dan
selanjutnyatambahkan larutanamonia encer
secukupnya untuk melarutkan ulang endapan tersebut.Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal.
Endapan perak pada uji iniakanmenempel pada tabung
reaksi yang akn menjadi cermin perak. Oleh karena ituPereaksiTollens sering juga disebut
pereaksi cermin perak.
Reaksi :
ü
Uji Iodium
Uji atau tes ini
digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan
tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi
biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks
antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian
dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan
menghilang.
Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak larut dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin. Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya pada tingkat molekuler.
Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micellespun tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan menjadi menghilang.
Micelles akan terbentuk kembali pada saat didinginkan dan warna biru khaspun kembali muncul. Warna biru khas yang ditimbulkan sebagai hasil dari reaksi positif, juga akan hilang jika larutan yang telah positif dalam pengujian iod ditambah dengan NaOH. Ion Na+ yang bersifat alkalis akan mengikat iodium sehingga warna biru khas akan memudar dan hilang.
Reaksi:
Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak larut dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin. Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya pada tingkat molekuler.
Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micellespun tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan menjadi menghilang.
Micelles akan terbentuk kembali pada saat didinginkan dan warna biru khaspun kembali muncul. Warna biru khas yang ditimbulkan sebagai hasil dari reaksi positif, juga akan hilang jika larutan yang telah positif dalam pengujian iod ditambah dengan NaOH. Ion Na+ yang bersifat alkalis akan mengikat iodium sehingga warna biru khas akan memudar dan hilang.
Reaksi:
Ø Uji Kuantitatif Karbohidrat :
o
Gula Reduksi
Adalah senyawa
organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. contoh; glukosa
C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum karbohidrat
Cn(H2O)m. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai
hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon.
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab
"sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis
sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih
tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid ataupolihidroksiketon.
Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus
aldehid da 5 gugus hidroksil (OH).
o
Gula Invert
Gula
invert adalah Sebuah campuran bagian yang sama dari glukosa dan fruktosa yang
dihasilkan dari hidrolisis sukrosa. Hal ini ditemukan secara alami dalam
buah-buahan dan madu dan diproduksi secara buatan untuk digunakan dalam
industri makanan. Dibandingkan dengan prekursor, sukrosa, gula invert lebih
manis dan produk-produknya cenderung tetap lembab dan kurang rentan
terhadap kristalisasi. Oleh karena itu dipakai
oleh tukang roti , yang mengacu pada sirup sebagai atau sirup invert
trimoline.
Campuran
glukosa dan fruktosa yang diproduksi oleh hidrolisis sukrosa, 1,3 kali lebih
manis daripada sukrosa. Disebut demikian karena aktivitas optik terbalik
dalam proses. Hal ini penting dalam pembuatan kembang gula, dan terutama
permen direbus , sejak kehadiran 10-15% gula invert maka dapat mencegah
kristalisasi sukrosa.
Dalam
istilah teknis, sukrosa adalah disakarida , yang berarti bahwa itu adalah
molekul yang berasal dari dua gula sederhana monosakarida. Dalam kasus sukrosa,
monosakarida blok bangunan ini adalah fruktosa dan glukosa. Pemecahan
sukrosa adalah reaksi hidrolisis . hidrolisis dapat diinduksi hanya dengan
pemanasan larutan sukrosa, tetapi lebih umum, katalis ditambahkan untuk
mempercepat konversi. Secara biologis katalis yang ditambahkan disebut sucrases
(pada hewan) dan invertases (pada tumbuhan). Sucrases dan invertases adalah
jenis hidrolase glikosida enzim. Acid , seperti terjadi di jus lemon atau cream
of tartar , juga mempercepat konversi sukrosa untuk membalikkan.
Gula
invert dibuat dengan menggabungkan suatu sirup gula dengan sedikit asam
(seperti cream of tartar atau jus lemon) dan pemanasan. Ini membalik,
atau rusak, maka sukrosa menjadi dua komponen, glukosa dan fruktosa , sehingga
mengurangi ukuran kristal gula. Karena struktur kristal halus, gula
inversi menghasilkan produk yang lebih halus dan digunakan dalam membuat permen
seperti fondant , dan beberapa sirup. Proses pembuatan selai dan jeli
otomatis menghasilkan invert gula dengan menggabungkan asam alami dalam buah
dengan gula pasir dan pemanasan campuran. Invert sugar can usually be found in
jars in cake-decorating supply shops. Gula invert biasanya dapat ditemukan
dalam stoples di toko-toko pasokan kue-dekorasi.
Dalam
istilah teknis, sukrosa adalah disakarida, yang berarti bahwa itu adalah
molekul yang berasal dari dua gula sederhana monosakarida. Dalam kasus sukrosa,
monosakarida blok bangunan ini adalah fruktosa dan glukosa. The
hidrolisis dapat diinduksi hanya dengan pemanasan larutan sukrosa, tetapi lebih
umum, katalis ditambahkan untuk mempercepat konversi. Secara biologis katalis
yang ditambahkan disebut sucrases (pada hewan) dan invertases (pada
tumbuhan). Sucrases dan invertases adalah jenis hidrolase glikosida
enzim. Acid , seperti terjadi di jus lemon atau cream of tartar , juga
mempercepat konversi sukrosa untuk membalikkan.
o
Luff Schoorl
Penentuan
kadar glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel melalui pendekatan
proksimat. Terdapat beberapa jenis metode yang dapat dilakukan untuk menentukan
kadar gula dalam suatu sampel. Salah satu metode yang paling mudah
pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl.
Metode Luff Schoorl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kandungan
gula dalam sampel. Metode ini didasarkan pada pengurangan ion tembaga (II) di
media alkaline oleh gula dan kemudian kembali menjadi sisa tembaga. Ion tembaga
(II) yang diperoleh dari tembaga (II) sulfat dengan sodium karbonat di sisa
alkaline pH 9,3-9,4 dapat ditetapkan dengan metode ini. Pembentukan
(II)-hidroksin dalam alkaline dimaksudkan untuk menghindari asam sitrun dengan
penambahan kompleksierungsmittel. Hasilnya, ion tembaga (II) akan larut menjadi
tembaga (I) iodide berkurang dan juga oksidasi iod menjadi yodium. Hasil
akhirnya didapatkan yodium dari hasil titrasi dengan sodium hidroksida (Anonim
2010).
o
Gula Pereduksi
Gula
pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan
dengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O).
selain pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif
dengan pereaksi Tollens (Apriyanto et al 1989). Penentuan gula pereduksi selama
ini dilakukan dengan metode pengukuran konvensional seperti metode osmometri,
polarimetri, dan refraktrometri maupun berdasarkan reaksi gugus fungsional dari
senyawa sakarida tersebut (seperti metode Luff-Schoorl, Seliwanoff,
Nelson-Somogyi dan lain-lain). Hasil analisisnya adalah kadar gula pereduksi
total dan tidak dapat menentukan gula pereduksi secara individual. Untuk
menganalisis kadar masing-masing dari gula pereduksi penyusun madu dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCTK).
Metode ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan pada
senyawa dengan bobot molekul besar dan dapat dipakai untuk senyawa yang tidak
tahan panas (Gritter et al 1991 dalam Swantara 1995).
Alkalis.
Dengan larutan glukosa 1%, peraksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah
bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan
glukosa 0,1% endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
0 komentar:
Posting Komentar