This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 11 Mei 2012

kesadahan air


Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Idak akan menghasilkan busa atau menghasilkan busa yang sedikit. Cara lain untuk mengetahui apakah air tersebut sadah atau tidak yakni titrasi. Titrasi yang dipakai adalah titrasi Kompleksometri. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan bebrapa masalah yaitu:
-      Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran
-      Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga
-      Air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan
-      Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Karena air sadah akan menimbulkan kerak pada pipa, sehingga steam tidak dapat berjalan dengan lancar mengakibatkan banyaknya bahan bakar yang dipakai. Dan jika penyumbatan ini terus berlanjut pipa dapat meledak.
Ada beberapa cara untuk menghilangkan kesadahan yakni :
-      Resin penukar ion
Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin.
-      Zeolit
Zeolit memiliki rumus Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. Zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang akan dilewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K2+ dari zeolit.
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu :
-      Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah :
Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) +H2O (l) + CO2 (g).
-      Air sadah tetap
Air sadah tetap Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air sadah tetap tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq)  CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2(aq) + K2CO3 (aq)  MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ dan Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
(http://raden.ngeblogs.com/2010/01/03/pengertian-kesadahan-air/)
Titrasi kompleksometri adalah salah satu metode kuantitatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya.
Pembentukan komplek mempunyai dua bidang pemakaian yang penting dalam analisis kualitatif anorganik :
  1. Uji-uji spesifik (khusus) terhadap ion
Beberapa reaksi yang menghasilkan pembentukan komplek, dapat dipakai sebagai uji terhadap ion-ion. Contohnya reaksi tembaga dengan ammonia,uji terhadap ion besi (III) dengan tiosianat.
  1. Penutupan (Masking)
Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu reafensia, mungkin akan muncul gangguan-gangguan karena kehadiran ion-ion lain dalam larutan yang juga bereaksi dengan reagensia itu. Dalam beberapa hal gangguan-gangguan ini dapat dicegah dengan menambahkan reagensia yang disebut zat penutup (masking agent) yang membentuk komplek stabil dengan ion-ion pengganggu itu. Tak perlu lagi ion-ion yang bersangkutan dipisahkan secara fisika sehingga waktu untuk menguji dapat sangat dipersingkat. Penutupan dapat juga dicapai dengan melarutkan endapan-endapan atau dengan melarutkan secara selektif suatu endapan dari suatu campuran.
Hanya beberapa ion logam seperti tembaga, kobal, nikel, seng, cadmium, dan merkuri (II) membentuk kompleks stabil dengan nitrogen seperti amoniak dan trine. Beberapa ion logam lain, misalnya alumunium, timbale, dan bismuth lebih baik berkompleks dengan ligan dengan atom oksigen sebagai donor elektron. Beberapa pereaksi pembentuk khelat, yang mengandung oksigen maupun nitrogen terutama efektif dalam pembentukan kompleks stabil dengan berbagai logam. Dari ini yang terkenal ialah asam etilendiamintetraasetat, kadang-kadang dinya-takan asam etilendinitrilo, dan sering disingkat sebagai EDTA.
Asam etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. Ikatan pada EDTA yaitu ikatan N yang bersifat basa mengikat ion H+ dari ikatan karboksil yang bersifat asam. Jadi dalam bentuk Ianitan pada EDTA ini terjadi reaksi intra molekuler (maksudnya dalam molekul itu sendiri), maka rumus senyawa tersebut disebut “zwitter ion”. EDTA dijual dalam bentuk garam natriumnya, yang jauh lebih mudah larut daripada bentuk asamnya EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetana-tetraasetat (asametilena-diamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.
Kestabilan Absolut atau tetapan pemebentukan merupakan suatu kebiasaan untuk menyusun kedalam daftar untuk berbagai ion logam dan berbagai kilon seperti EDTA, harga-harga tetapan keseimbangan untuk reaksi-reaksi yang dirumuskan sebagai berikut :
Mn+ + Y4-  MY-(4-n)           Kabs =    [MY-(4-n)]
[Mn+][Y4-]
Kabs disebut tetapan stabilitas absolute atau tetapan pembentukan absolute.
Pernyataan untuk reaksi EDTA dalam bentuk Y4+ dapat diperoleh dengan cara yang sama seperti yang telah dilakukan bagi asam oksalat. Misalkan CY merupakan konsentrasi total EDTA yang tidak berkomplek:
CY = [Y4-]+[ HY4-]+[ H2Y2-]+[ H3Y-]+[ H4Y]
Substitusikan untuk konsentrasi berbagai zat kedlam suku-suku dari tetapan-tetapan disosiasi dan menyelesaikan fraksi dalam bentuk Y4- menghasilkan :
[Y4-] =                            Ka1 Ka2 Ka3 Ka4
CY            [H3O-]4+[H3O+]4 Ka1+[H3O+]2Ka1Ka2+[H3O+]Ka1Ka2 Ka3 +Ka1Ka2 Ka3 Ka4
Dengan memberikan lambang 4 untuk fraksi EDTA bentuk Y4-, kita dapat menuliskan.
[Y4-] = 4
CY
atau
[Y4-] = 4CY
Harga 4 jelas dapat dihitung pada samba-rang pH yang diinginkan untuk kilon apapun yang tetapan disosiasinya diketahui.
Substitusi 4CY kedalam pernyataan tetapan stabilitas absolute yang diberikan di atas menghasilkan
Kabs = [MY-(4-n)]
[Mn+] 4CY
Kef  disebut tetapan efektif atau tetapan stabilitas bersyarat. Kef berubah-ubah dengan pH karena ketergantungan Ph pada 4.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut. Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri. Namun, karena adanya sejumlah tidak tertentu air, sebaiknya EDTA distandari-sasikan dahulu misalnya dengan menggunakan larutan kadmium.
Reaksi yang membentuk komplek dapat dianggap sebagai reaksi asam-basa lewis dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang lectron kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dan ligan sering kovalen, tetapi dalam beberapa keadaan interaksi dapat merupakan gaya penarik columb. Beberapa komplek mengadakan reaksi sustitusi dengan sangat cepat, dan kompleks demikian dikatakan labil.

http://downloadsoftwarefullversion.blogspot.com/2011/09/maplesoft-maple-15-full-crack.html

Proses Fermentasi Nata de Coco


Proses Fermentasi Nata de Coco

Posted on
Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietary fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikroba), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.  Untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco.
Berbagai penelitian ilmiah mencoba menggantikan air buah kelapa dengan bahan lain seperti whey tahu, sari buah nenas, sari buah pisang dll. Kegiatan ilmiah ini menghasilkan produk yang akrab disebut nata de soya, nata de pina dll. INACO Nata de coco hanya menggunakan media Santan Kelapa (Coconut milk) yang dikembangkan sendiri sehingga menghasilkan Nata de coco yang putih alami dan berkualitas tinggi serta sehat.
Proses terbentuknya nata: sel-sel Acetobacter Xylinum mengambil glukosa dari larutan gula, kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel, kemudian keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut adalah GDP-glukosa.  Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca2+, Mg2+. Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor membentuk selulosa.
Bibit nata sebenarnya merupakan golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum. Dalam kehidupan jasad renik, bakteri dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu bakteri yang membahayakan, bakteri yang merugikan dan bekteri yang menguntungkan. Adapun yang termasuk dalam kelompok bakteri yang membahayakan antara lain adalah bakteri yang menghasilkan racun atau menyebabkan infeksi, sedangkan ternasuk dalam kelompok bakteri yang merugikan adalah bakteri pembusuk makanan. Sementara yang termasuk dalam kelompok bakteri yang menguntungkan adalah jenis bakteri yang dapat dimanfaatkan oleh manusia hingga menghasilkan produk yang berguna. Acetobacter xylinum merupakan salah satu contoh bakteri yang menguntungkan bagi manusia seperti halnya bakteri asam laktat pembentuk yoghurt, asinan dan lainnya.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon © dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Nata yang dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya. Kualitas yang baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi standar kualitas bahan nata, dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas Acetobacter xylinum yang digunakan. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun. Oleh sebab itu, definisi nata sebagai yang terapung di atas cairan setelah proses fermentasi selesai, tidak berlaku lagi.
Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus berasal dari kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Bahan tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana, sumber nitrogen, dan asam asetat. Pada umumnya senyawa karbohidrat sederhana dapat digunakan sebagai suplemen pembuatan nata de coco, diantaranya adalah senyawa-senyawa maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan manosa. Dari beberapa senyawa karbohidrat sederhana itu sukrosa merupakan senyawa yang paling ekonomis digunakan dan paling baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit nata. Adapun dari segi warna yang paling baik digunakan adalah sukrosa putih (gula rafinasi). S ukrosa coklat akan mempengaruhi kenampakan nata sehingga kurang menarik.
Sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein dan ekstrak yeast, maupun Nitrogen anorganik seperti misalnya ammonium fosfat, urea, dan ammonium slfat. Namun, sumber nitrogen anorganik sangat murah seperti ammonium sulfat & urea. Namun tentunya bukan merupakan bahan makanan alami.
Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organic dan anorganik lain bias digunakan.
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata de coco disebut starter nata. Bibit nata de coco merupakan suspensi sel A. xylinum. Untuk dapat membuat bibit nata de coco seseorang perlu mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini.
Acetobacter Xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar , micron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bias membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negative.
Bakteri ini tidaa membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Factor lain yang dominant mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.
Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian.
Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad a fase terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter Xylinum dalam membentuk nata.
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolic yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fsae in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak disbanding jumlah sel mati.
Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matriks nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hampir habis. Setelah nutrisi habis, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperature, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bisa berasal dari bahan anorganik seperti ZA, urea, dsb.  Tetapi bahan yang terbaik tentunya adalah bahan alami dari medium yang disarankan adalah santan kelapa.   Meskipun bakteri Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.


Penerapan Bioteknologi Konvensional dalam Pembuatan Nata de coco

<p>Your browser does not support iframes.</p>
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi6YyMW0Z_3jeUqFw7kq3P1RPCu5sL5cIEoipSqNIrlSopkbNA1RsqdMwnafgrsldFYURV8xTLGeZoNQrcmaHql0TUCCnL0JfcSJAQ-L9tc0cgMN03aw1KNgPkV1StGP7iBLUlMjUu7pA/s320/Nata+de+coco.jpg
Sobat blogger pasti sudah mengenal yang namanya nata de coco, tempe, tapai, kecap, yoghurt, keju dan oncom. Semua bahan makanan dan minuman ini merupakan hasil bioteknologi konvensional. Kenapa konvensional? Pada umumnya, makanan dan minuman tersebut memanfaatkan mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri. Mikroorganisme ini menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Misalnya, kedelai difermentasi menjadi tempe atau kecap dan susu diubah menjadi keju atau yoghurt. Begitu pula daging sapi difermentasi menjadi sosis kering dan air kelapa dapat dibuat nata de coco.

Buat siswa yang kebetulan belajar biologi, mungkin postingan ini membantu dalam melaksanakan praktek bioteknologi konvensional. Namun tak tertutup kemungkinan untuk diterapkan oleh sobat lain yang pengin mencobanya sendiri di rumah.

Spektrum’s blog akan menyajikan pembuatan nata de coco sebagai minuman produk bioteknologi konvensional dimaksud. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum,  yang berbentuk  padat, berwarna putih, transparan, berasa manis dan bertekstur kenyal. Seperti diketahui, Acetobacter xylinum ini menghasilkan enzim selulase.

Bahan yang diperlukan
a. Air kelapa murni 5 liter
b. Gula putih 250 gr
c. Urea/ZA  0.5 gr
d. Asam cuka/ asam asetat 50 cc
e. Asam nitrat
f. Bibit nata de coco


Cara Membuat
1. Air kelapa mentah di saring, dan dimasukkan ke dalam panci stenless ukuran 5 liter di masak sampai mendidih 100 derajat celcius
2. Setelah mendidih masukkan gula putih 250 gr, za 0,5 gr, cuka  50 cc.
3. Campuran air kelapa yang sudah mendidih dimasukan ke dalam baki plastik  yang bersih atau steril. 
4. Tutuplah baki-baki tersebut dengan kertas koran steril  yang sudah dijemur dengan panas matahari.
5. Baki-baki ditutup rapat dan disusun di atas rak baki secara rapi dan ditiriskan sampai dingin untuk diberi bibit nata de coco
6. Pembibitan dilakukan pada pagi hari dan hasil pembibitan ditutup kembali
6. Baki hasil pembibitan tidak boleh terganggu atau tergoyang
7. Biarkan baki pembibitan itu  selama satu minggu dan jangan terganggu  atau tergoyang oleh apapun.
8. Buka hasil pembibitan setelah berumur satu minggu.


Cara Panen
1. Nata yang terbentuk diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada),lalu dibersihkan dengan air (dibilas). Kemudian direndam dengan air  bersih selama 1 hari.
2.Pada hari kedua rendaman diganti dengan air bersih dan direndam lagiselama 1 hari.
3.Pada hari ketiga nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus (ukuransesuai selera) kemudian direbus hingga mendidih dan air rebusan yang pertama dibuang.
4.Nata yang telah dibuang airnya tadi, kemudian direbus lagi danditambahkan dengan satu sendok makan asam sitrat.


Cara Mengolah
1.Bila diolah sebagai campuran es buah, nata de coco ditambah dengan gula  dan sirup.
2.Bila tak sempat mengolahnya, maka disimpan saja  dalam lemari es.